Logika matematikaadalah sebuah cabang matematika yang
merupakan gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika matematika akan
memberikan landasan tentang bagaimana cara mengambil kesimpulan. Hal yang
paling penting yang akan didapatkan dengan mempelajari logika matematika adalah
kemampuan dalam mengambil dan menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah.
Ada 2
dasar untuk menentukan nilai kebenaran sebuah pernyataan
Untuk
menunjukkan bahwa sebuah pernyataan itu benaratau salah dapat digunakan cara
sebagai berikut :
i.
Dasar
empiris, yaitu menunjukkan benar atau salahnya sebuah pernyataan berdasarkan
fakta yang dijumpai dalam kehidupan nyata.
Contoh
: rambut adik panjang
ii.
Dasar
tidak empiris, yaitu menunjukkan benar salahnya sebuah pernyataan melalui bukti
atau perhitungan dalam matematika.
Contoh
: jumlah sudut dalam segitiga adalah 180°
2. Ingkaran
dari suatu pernyataan
Misalkan p adalah suatu penyataan.
Suatu pernyataan lain yang dibentuk dari pernyataan p dengan cara menuliskan
“Adalah salah bahwa....” sebelum pernyataan p, atau jika mungkin dengan
menyisipkan kata “tidak” atau “bukan” pada pernyataan p dinamakan negasi atau penyangkalan atau ingkaran dari pernyataan p.
Ingkaran dari pernyataan p ditulis : ~ p (dibaca : “tidak
benar bahwa p”).
Sifat : Jika p benar maka ~p salah. Jika p salah
maka ~p benar. Dalam tabel kebenaran, sifat itu disajikan sebagai berikut.
2. Disjungsi
Dua pernyataan
yang dirangkaikan dengan kata hubung logika “atau” untuk membentuk suatu
pernyataan majemuk dinamakan disjungsi
dari pernyataan semula. Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataan p dan q
ditulis p V q (dibaca: “ p atau q”). Nilai
kebenaran dari p V q memenuhi sifat
berikut.
Sifat: Jika p benar atau q benar atau
keduanaya benar, maka p V q benar. Dalam hal
lain p V q salah. Ketentuan
tentang nilai kebenaran suatu disjungsi disajikan pada tabel kebeneran sebagai
berikut.
4. Konvers,
invers, dan kontraposisi
Dari
suatu implikasi p → q dapat dibentuk pernyataan majemuk
:
a.
q→p dinamakan konvers dari p→q
b.
~p → ~q
dinamakan invers dari p→q
c.
~q → ~p
dinamakan kontraposisi dari
p→q
Sifat:
1. p→q
≡ ~q → ~p ≡ ~p V q
2. q→p
≡ ~p → ~q
Jadi, implikasi ekuivalen dengan kontraposisi
dan konvers dan konvers ekuvalen dengan invers.
5. Ekuivalen
Pernyataan Majemuk
Dua pernyataan majemuk dikatakan
ekuivalen jika untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran komponen-komponennya, pernyataan majemuk itu mempunyai
nilai kebenaran yang sama. Lambang ekuivalen adalah ≡ .
Contoh : Buktikan
bahwa: p ↔ q ≡ (p →
q) ∧(q → p)
6. Tautologi dan kontradiksi
Kontradiksi
adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponen.
Tautologi
adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponen.
Contoh :
Buktikan dengan
tabel kebenaran (p ∧~q) → ~(p →q)
7. Penarikan Kesimpulan
Suatu
argumen dikatakan sah (valid) jika dan hanya jika konjungsi dan
premis-premisnya benar. Dengan kata lain, jika bentuk konjungsi
premis-premisnya mengakibatkan konklusi , maka argumen itu dikatakan sah.
Sebaliknya, juika konjungsi premis-premis itu tidak mengakibatkan konklusi, maka
argumen itu sesuatu yang palsu atau tidak sah.
Bentuk baku cara menuliskan argumen adalah dengan menuliskan premis-premis tersusun dari atas ke bawah, setiap premis ditulis dalam satu baris, sedangkan garis datar digunakan untuk membatasi premis dengan konklusi.
Pada tabel
tersebut tampak bahwa penarikan kesimpulan dengan metode silogisme dikatakan sah atau valid.
2. Modus Ponens (Kaidah Pengasingan)
p→q
(premis 1)
p (premis 2)
Jadi
q (kesimpulan/konklusi)
Dengan tabel dapat kita lihat sebagai
berikut :
Argumen
tersebut dikatan sah, jika pernyataan implikasi [(p→q ˄ ~q] → ~p merupakan
suatu tautologi. Jadi, untuk memeriksa apakah suatu argumen sah atau tidak,
kita perlu memeriksa nilai kebenaran pernyataan implikasi itu untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran premis. Pernyataan p→q setara atau ekuivalen dengan
kontraposisinya, yaitu ~q→~p. Oleh
karena itu, argumen di atas dapat ditulis menjadi :
~q→~p
(premis 1)
~q (premis 2)
Jadi
~p (kesimpulan/konklusi)
Argumen
ini adalah suatu modus ponens. Ternyata modus tolens adalah bentuk khusus dari
modus ponens.
Perlu
diingat bahwa sah atau tidak sahnya suatu argumen atau penalaran tidak
tergantung pada benar tidaknya suatu kesimpulan sebagai penyataan. Ada
argumen yang kesimpulannya memiliki arti yang wajar, walaupun cara menarik
kesimpulan itu tidak sah. Ada juga kesimpulan yang kelihatannya tidak masuk di
akal, tetapi kesimpulan itu diperoleh dari suatu argumen yang sah. :
Dapat
juga kita lihat dari tabel sebagai berikut :
LATIHAN
SOAL LOGIKA MATEMATIKA
1. Coba
kalian ubah pasangan-pasangan pernyataan di bawah ini menjadi pernyataan
majemuk dengan operasi majemuk (dan):
A. p :
Hari ini surabaya cerah
q : Hari ini surabaya
udaranya sejuk
B. p :
Gilang mengenakan baju merah
q : Gilang mengenakan topi hitam
C. p :
Bejo pandai dalam pelajaran matematika
q : Bejo pandai dalam
pelajaran kimia
2. Diketahui
p adalah “Hari ini hujan deras” dan q adalah “Hari ini aliran listrik
terputus”. Tulis setiap pernyataan berikut ini dengan menggunakan lambang
logika
a.
Hari ini tidak hujan deras dan aliran
listrik tidak terputus.
b.
Hari ini tidak hujan deras atau aliran
listrik terputus.
3.
Perhatikan
Penyataan Berikut ini :
p
: Tahun ini kemarau panj ang.
q
: Tahun ini hasil padi meningkat.
Nyatakan dengan kata-kata:
a. p → q
b. ~p
→ ~q
c.
p → ~q
4. Tunjukkan
bahwa :
a.
~(p ˄ q) ≡ ~p ˅ ~q
b.
~(p ˅ q) ≡ ~p ˄~q
5. Tulis
konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi :
a.
“Jika semua bilangan prima adalah
bilangan ganjil maka 2 bukan bilangan prima”
b.
“Jika cuaca dingin maka Dinda memakai
jaket”
6.
Pernyataan
yang mempunyai nilai kebenaran sama dengan pernyataan “Jika bilangan ganjil
sama dengan bilangan genap, maka 1 + 2 bilangan ganjil” adalah ….
(Matematika Dasar SNMPTN)
7.
Tentukan
kesimpulan dari :
Premis
1 : Jika Budi rajin berolahraga maka badannya sehat.
Premis
2 : Budi rajin berolahraga.
8. Diketahui
pernyataan :
1.
Jika
hari panas, maka Ani memakai topi.
2.
Ani
tidak memakai topi atau ia memakai payung.
3. Ani tidak memakai payung.
Dari pernyataan diatas carilah kesimpulan yang sah
!
9. Buktikan
bahwa argumen yang berbentuk kaidah silogisme berikut ini sah.
p→q
(premis 1)
q→r (premis 2)
Jadi
p→r
10. Tuliskan
ingkaran dari setiap pernyataan berikut ini kemudian sederhanakanlah.
a.
Jika cuaca dingin maka dia memakai baju
hangat tetapi bukan sweater
b.
Jika dia belajar maka dia akan
melanjutkan ke perguruan tinggi atau ke sekolah seni.
0 komentar:
Posting Komentar