PERAN LESSON
STUDY DALAM DUNIA PENDIDIKAN
1)Aisyah
Turidho, 2)Devi Kumala Sari, 3)Reno Sutriono dan 4)Resti
Indah Kusuma
Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Kalau bicara soal pendidikan
tentu tidak akan pernah ada habisnya. Hal tersebut karena pendidikan merupakan
salah satu bidang yang sangat berguna untuk memajukan negara. Untuk itu, setiap
warga negara patilah menginginkan kemajuan pendidikan di negaranya.
Akan tetapi, kemajuan
pendidikan sepertinya belum telalu terlihat di Indonesia. Khususnya pada mata
pelajaran matematika. Hal tersebut terbukti dari Hasil PISA Matemaika anak
Indonesia pada tahun 2012 dan 2015 yang memiliki selisih rata-rata skor yang
sangat jauh bila dibandingkan dengan rata-rata internasional. OECD (2014) dan
OECD (2016) menyatakan bahwa rata-rata skor PISA matematika anak Indonesia pada
tahun 2012 yaitu 375 dan rata-rata internasional yaitu 494 sedangkan rata-rata
skor PISA matematika anak Indonesia pada tahun 2015 yaitu 386 dan rata-rata
internasional 490.
Hal tersebut menunjukkan
bahwa pendidikan Indonesia masih memiliki masalah besar yang belum
terselesaikan. Maka dari itu, kurikulum semakin sering di revisi dengan tujuan
agar masalah pendidikan tersebut dapat teratasi.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan adalah dengan memperbaiki sistem pembelajaran di kelas. Sistem
pembelajaran tersebut tentunya dapat diperbaiki dengan menggunakan metode,
model maupun pendekatan pembelajaran agar siswa terarah dalam pembelajaran
serta berani untuk lebih terlibat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi.
Lalu, bagaimana
memberikan suatu pembelajaran pada siswa? Lesson
study merupakan salah satu alternatif yang dapat menjadi acuan guru dalam
menentukan pembelajaran di kelas. Lesson
study merupakan sistem pembelajaran yang diterapkan dikelas terhadap
peserta didik dimana guru berperan sebagai fasilitator.
Dalam melaksanakan lesson study terdapat
beberapa tahap yaitu plan, Do, See dan
Re-Design (Sato, 2014).
Pada tahap plan terdapat guru model yang merancang pembelajaran
dibantu oleh guru-guru lainnya. Pada tahap do,
guru model melaksanakan pembelajaran sesuai yang telah direncanakan. Pada
tahap refleksi, perkumpulan guru
membahas seputar pembelajaran yang telah dilaksanakan dikelas dan setelah itu
melakukan re-design untuk memperbaiki
pembelajaran yang telah dilakukan.
Hal tersebut tentulah
sangat bermanfaat. Dengan adanya lesson
study guru akan semakin mengenali cara belajar siswanya, kendala apa saja
yang dihadapi siswa dalam pembelajaran serta mampu menemukan alternatif untuk
mengatasi kendala siswa tersebut dengan mendiskusikannya bersama guru-guru
lain.
Bila lesson study sering dilaksanakan setidaknya 50 kali dalam setahun,
guru akan semakin mengenali cara belajar siswanya serta kendala yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran. Hal tersebutlah yang dapat menjadi acuan bagi guru
dalam mendesai pembelajaran yang lebih baik lagi di kelas. Dan bila pembelajaran
di kelas sudah sangat baik, kendala-kendala dalam dunia pendidikan akan bisa
teratasi dan generasi Indonesia memiliki daya saing dengan generasi negara
lain.
Rujukan
OECD.
(2014). PISA 2012 Results in Focus: What 15-Year-Olds Can Do with What They
Know. https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf.
Diaskes pada 15 April 2018
OECD.
(2016). PISA 2015 Results Exellence and Equity in Education Volume I.
http://www.oecd.org/education/pisa-2015-results-volume-i-9789264266490-en.htm.
Diaskes pada 15 April 2018
Triwiyono,
E. (2017). Pengembangan Assessment for Learning (AFL) Melalui Lesson Study pada
Praktik Pemesinan SMK Sesuai Kurikulum 2013. Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin.
2 (1): 28-36.
0 komentar:
Posting Komentar